PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sudah sebulan lebih Pemerintah Kota Pekanbaru menerapkan PPKM level 4 dengan memberlakukan penyekatan sejumlah ruas jalan protokol di Kota Bertuah. Hal ini kerap membuat para pedagang pasar tradisional mengeluhkan sepinya pengunjung pasar akibat penyekatan yang diberlakukan tersebut, sehingga masyarakat enggan berbelanja di pasar tradisional.
Pantauan Riua Pos, Rabu (1/9) di Pasar Dupa, ratusan pedagang mengeluhkan hal tersebut. Bahkan, mereka tidak berani menyetok bahan baku terlalu banyak untuk dijual karena takut busuk dan rusak.
Wisnu salah seorang pedagang buah mengaku, sudah lebih dari sebulan dirinya mengeluhkan penurunan omset akibat penerapan PPKM level 4 tersebut. Bahkan menurutnya omset yang ia dapatkan lebih besar jika berjualan di pasar kaget dibandingkan pasar tradisional yang dikelola resmi oleh pemerintah.
"Susah jualan sekarang. Perbandingan nya malah 3 kali lipat jualan di pasar kaget daripada di pasar tradisional," kata dia.
Tak hanya itu, selama jumlah pengunjung pasar menurun ia pun banyak membuang buah-buahan miliknya yang rusak akibat tak laku dijual.
"Banyak yang rusak. Kadang saya buang saja buah yang rusak. Kalau dibiarkan begini terus kami pedagang bisa rugi. Ya kalau bisa pemerintah bantulah jangan ditutup jalan protokol nya agar masyarakat yang ingin belanja bisa masuk ke pasar tradisional," harapnya.
Sementara itu, salah seorang pembeli juga mengeluhkan sulitnya melintasi jalan protokol untuk bisa menuju ke pasar tradisional. Bahkan, ia harus memutar jalan melalui kawasan permukiman warga, sehingga lebih banyak menghabiskan bahan bakar kendaraannya.
"Sulit sekali bisa ke pasar dupa. jalan protokol ditutup. Belum lagi setelah selesai berbelanja malah terhalang macet di bawah fly over Jalan Jenderal Sudirman-Harapan Raya," ucapnya.
Ia pun berharap pemerintah melonggarkan penyekatan, khusunya untuk masyarakat yang ingin memenuhi kebutuhan sehari-hari, selama pandemi Covid-19 ini.
"Kan nggak mungkin kami belanja online terus. Biar hemat kan bagusnya belanja di pasar tradisional, jadi jalannya juga harus di longgar kan, " harap dia.(ayi)